Pages

Rabu, 13 Februari 2013

Radio penerima FM

Radio penerima FMBlok Diagram Radio Penerima FM Superheterodyne,blok diagram radio fm,radio fm,teori radio fm,prinsip kerja radio fm,radio fm superheterodyne,fungsi blok penerima fm,receiver fm,teori fm,teori penerima fm,artikel penrima fm,artikel radio penerima fm,teknik penerimaan radio fm,prinsip tuning radio fm,teknik tala radio fm,frekuensi kerja radio fm,rang frekuensi radio fm,pesawat radio fm,radio fm super heterodyne superheterodyne merupakan pengembangan teknologi penerima untuk memperbaiki selektivitas saluran yang berdampingan (Adjacent Channel Selectivity) dengan menempatkan bagian terbesar dari selektivitas frekuensi pada tingkat-tingkat frekuensi antara (Intermediate Frekuensi / IF) setelah konversi frekuensi yang pertama. Untuk mendapatkan selektivitas ini jauh lebih mudah pada bagian intermediate frekuensi (IF), karena bagian penerima FM yang lain tetap mengikuti frekuensi tuning pada IF (10,7 MHz), dan tidak berubah meskipun dipilih stasiun yang berbeda. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada diagram blok dari radio penerima FM superheterodyne pada gambar berikut. Diagram Blok Radio Penerima FM Superheterodyne Fungsi tiap bagian pada blok diagram radio penerima FM supereheterodyne diatas dapat diuraikan sebagai berikut. Antena penerima (Receiving Antena) : berfungsi menangkap gelombang elektromagnetik termodulasi yang bersal dari antena pemancar radio. Penguat RF (RF Amplifier) : berfungsi unutk menguatkan sinyal yang ditangkap oleh antena sebelum diteruskan ke bagian Mixer (pencampur). Oscilator lokal (Local Oscilator) : berfungsi untuk mebangkitkan gelombang frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi sinyal keluaran RF (10,7 MHz lebih tinggi dari RF). Dimana hasilnya akan diteruskan ke bagian Mixer. Mixer (pencampur) : Berperan untuk mencampurkan kedua frekuensi yang berasal dari RF Amplifier dan Osilator Lokal. Hasil dari pencampuran sinyal pada mixer adalah Intermediate Frequency (IF) dengan besar 10,7 MHz. Penguat IF (IF Amplifier) : digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum diteruskan ke blok limiter. Limiter (pembatas) : berfungsi unutk meredam amplitudo gelombang yang sudah termodulasi (sinyal yang dikirim pemancar) agar terbentuk sinyal FM murni (beramplitudo rata). AGC Detector (Automatic Gain Control / Pengendali Penguatan Otomatis) : berfungsi unutk mengatur tegangan output limiter secara otomatis agar tetap stabil. Discriminator (Detektor FM) : berfungsi untuk membuang frekuensi termodulasi dan mengambil isyarat informasi untuk diteruskan ke penguat audio dengan cara mendeteksi perubahan frekuensi bermodulasi, menjadi sinyal informasi (Audio). De-emphasis : berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan (tinggi) yang dikirim oleh pemancar. Penguat Audio (Audio Amplifier) : berfungsi untuk menguatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan ke suatu pengeras suara. Speaker (pengeras suara) : berfungsi untuk mengubah sinyal atau getaran listrik dengan frekuensi audio (AF) menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia. Prinsip Kerja Bagian Tuner (Penala) Radio Penerima FM Superheterodyne Prinsip kerja tuning (penalaan) radio penerima FM superheterodyne terletak pada bagian RF amplifier dan oscilator lokal dimana oscilator lokal akan menghasilkan frekuensi 10,7 MHz lebih tinggi dari frekuensi RF yang diterima. Pada sistem kerja radio penerima FM super heterodyne mengunkan rumus tuning sebagai berikut. Dimana : fc = Frekuensi RF yang diterima fosc = Frkeunsi oscilator lokal fif = Frekuensi IF Dengan demikian, frekuensi osilator lokal pada radio penerima FM superheterodyne dapat diubah dari 98,7 MHz sampai 118,7 MHz, sehingga dari Pencampur menghasilkan suatu frekuensi IF 10,7 MHz. Topic Entry "Radio Penerima FM Superheterodyne" : dasar teori radio FM tuner, fungsi osilator lokal pada pemancar radio, definisi dari AM dan FM superheterodyne, apa yang dimaksud dengan selektivitas penerima radio, komponen penguat suara pada radio

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar